Segala Puji Bagi Alloh yang maha penyayang, maha mengampun, maha pemurah, maha perkasa yang membolak balikan hati dan penglihatan, mengetahui yang nampak dan tersembunyi, Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang di ibadahi secara benar kecuali Alloh semata tidak ada sekutu bagiNya, kesaksian yang menyelamatkan orang dari azab neraka. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabinya yang dipilih. Shalawat semoga tercurah kepadanya, keluarganya, istri-istrinya, dan para sahabat, yang mana mdreka pantas mendapatkan kedudukan yang agung dan mulia.
Para
pembaca yang dirahmati oleh Alloh SWT, Sengaja saya memberikan judul
tulisan diatas, karena pentingnya masalah ini dan masalah ini harus
kita sampaikan, Rasulluloh Muhammad SAW mengingatkan pada umatnya:
“Barang
siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada contohnya dari
kami maka amalanya itu tertolak (HR. Bukhari:2697 dan HR.
Muslim:1718)”
Dan juga hadis nabi
tentang Ikhlas:
“Sesungguhnya
Allah azawajala tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakaan
murni karenaNya dan mengharap wajah-Nya (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i)
Ikhlas dan sesuai
dengan sunnah (sesuai ajaran Rasulluloh) adalah satu kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan yang mana apabila ibadah yang dilakukan
ikhlas tapi tidak sesuai sunnah maka tertolak sia-sia, apabila ibadah
dilakukan sesuai sunnah tapi tidak ikhlas maka tertolak; jadi
keduanya ikhlas dan sesuai sunnah harus kita terapkan bersama-sama
dalam setiap ibadah kita.
Saling
mengingatkan dalam kebaikan adalah kewajiban seorang muslimun yang
mengaku bertaqwa kepada Alloh, semoga yang saya sampaikan ini
bermanfaat bagi saya dan mudah-mudahan memberikan tambahan ilmu dan
pencerahan bagi yang membacanya karena yang memberikan hidayah hanya
Alloh SWT dan atas kehendak Alloh SWT yang menggerakan hati saya
untuk menulis, sehingga dapat dibaca oleh para pembaca yang semoga
Hidayah dari Alloh SWT tercurahkan kepada kita semua amin.
إِنَّكَ
لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ
اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِين
Artinya:
Kita
sering mendengar orang-orang mengatakan saya belum mendapatkan
hidayah padahal Allah SWT telah memberikan syarat orang mendapat
hidayah, perhatikan dalam surat Al-Qasas:56 diatas disebutkan “Allah
lebih Mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”
dari penggalan ayat ini bahwasanya orang yang menginginkan hidayah
harus membukakan hatinya seperti gelas yang tertutup maka bukalah
tutup gelas tersebut supaya dapat di isi air, begitu juga dengan hati
kita, buka hati kita untuk menerima kebenaran yang datangnya dari
Al-Qur'an dan As-sunnah, bagaimana kita akan mendapatkan hidayah
kalau kita enggan membukakan hati kita untuk tunduk dengan perintah
Alloh SWT dan Rasulluloh SAW, singkirkan kesibukan dunia kita dan
renungkan surat Al-Qasas:56; Karena kenyataan yang akan hadapi adalah
kematian, kita bekerja membanting tulang untuk mendapatkan
uang...sekarang pertanyaanya apakah uang akan datang sendiri kepada
kita kalau kita tidak kerja, begitu juga dengan hidayah tidak akan
menghampiri kita kalau kita tidak menjemputnya, orang yang
mendapatkan hidayah dan dapat membedakan yang benar dan bathil adalah
nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita, maka gigitlah
dengan gigi gerahammu jangan engkau lepas sampai ajal menjemputmu.
- IKHLAS
Ikhlas
dalam buku yang di terjemahkan dalam bahasa indonesia dengan judul
“Tazkiyatun Nafs” karya (Ibnu Rajab Al-Hambal, Ibnu Qayyim
Al-Jauziyyah, dan Imam Al-Ghazali) semoga Alloh merahmati meraka, di
jelaskan bahwa ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub
(Mendekatan diri) kepada Allah azawajala dari hal-hal yang
mengotorinya. Arti lainya; menjadikan Alloh sebagai satu-satunya
tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Atau; mengabaikan pandangan
makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al-Khaliq.
Ibadah
tanpa di dasari dengan ikhlas tertolak seperti yang disampaikan oleh
Rasulluloh dalam hadist diatas, dan orang yang tidak ikhlas amalnya
seperti tanah diatas batu yang licin, kemudian batu itu di siram
dengan air maka lenyaplah tanah itu dari batu tersebut, begitulah
khiasan amal seseorang yang tidak didasari dengan keikhlasan, Allah
juga berfirman:
وَقَدِمْنَا
إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ
فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا
Artinya:
Dan
kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal
itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al-Furqan:23).
Dalam
surat Al-Furqan:23 tersebut gambaran orang, pada hari kiamat pada
saat perhitungan amal, orang tersebut merasa senang karena dia begitu
banyak melakukan amalan pada saat di dunia, ternyata Alloh SWT
menjadikan amal ibadahnya yang banyak tesebut di jadikan oleh Alloh
seperti debu berterbangan karena tidak ikhlas. Ilmu ikhlas wajib di
pelajari oleh setiap kaum muslimin dan muslimat karena pentingnya
masalah ini, mudah-mudahan dalam tulisan kedepan kita dapat membahas
tentang ilmu ikhlas, atau para pembaca dapat mengdengarkan pengajian
yang disampaikan oleh Ustad Abdullah Hadrami semoga Alloh Menjaganya, tentang ilmuikhlas di kajian.net Ilmu Ikhlas
Para
pembaca yang dirahmati oleh Alloh, semoga hidayah diturunkan kepada
kita semua. Kita sering mendengar perkataan khianat atau berkhianat,
setiap manusia pasti menghindari dan enggan menjadi akibat dari
perkataan khianat tersebut karena berkhianat adalah suatu akhlak yang
tidak terpuji dan cenderung merugikan, tapi bagaimana kalau kita
berkhianat kepada Allah azawajala sudah tentu ini suatu aib yang
harus kita hindari.
Di
dalam Ash-Shahih disebutkan dari anas bin malik Radhiallahu
Anhu dia berkata “Rasulluloh Shallallahu
'Alaihi Wassalam bersabda:
“Tiga
perkara yang hati orang mukmin tidak akan berkhianat jika ada
padanya: Amal yang ikhlas karena Alloh, menyampaikan nasehat kepada
para waliyul-amri, dan mengikuti jama'ah Muslim karena do'a mereka
meliputi dari arah belakang mereka (HR.At-Thirmidzi dan ahmad)”
Dari hadis tersebut betapa pentinya ikhlas kita akan dicap sebagi
seorang yang berkhianat kepada Alloh SWT; contohnya mari kita teliti
dimana letak seorang manusia berkhianat kepada Alloh azawajala. Alloh
berfirman:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku (Az-zariyat:56)
Pada surat Az-zariyat:56 tersebut tujuan manusia dan jin diciptakan
adalah untuk beribadah kepada Alloh dan Bumi sebagai tempat ujian,
cara-cara beribadah telah diterangkan tuntas di dalam Al-Qur'an dan
As-sunnah sehingga manusia dapat beribadah sesuai dengan pedoman
yang sudah ditetapkan. Dan dimanakah contoh letak manusia berkhianat,
seseorang yang membaguskan shalatnya bukan karena Alloh disebabkan
dikanan, kiri, depan, belakang ada manusia yang melihatnya dan dia
ingin di puji sebagai seorang ahli ibadah mempuyai ilmu yang tinggi;
maka disinilah letak pengkhianatan yaitu dia beribadah bukan karena
Alloh tetapi karena manusia, dia beribadah menipu manusia seakan-akan
dia beribadah kepada Alloh, dan Alloh SWT maha mengetahui hati
manusia yang menginginkan pujian manusia, yang mana dia telah
berkhianat denga ibadah itu yang seharusnya diperuntukan untuk Alloh
tetapi diukar dengan secuil kesenangan dunia.
Alloh SWT berfirman:
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ
الْقَيِّمَةِ
Artinya:
Pada
hal mereka disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan
ketaatan kepadanya dalam (Menjalankan) agama yang lurus dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus (Al-Bayyinah: 5).
Pada contoh yang sudah dijelaskan bukan berarti bahwa seseorang yang
shalatnya bagus yaitu berdirinya, rukuknya, sujudnya yang sesuai
dengan ajaran Rasulluloh kita mengklaim bahwa dia ingin di puji jelas
ini suatu tindakan yang tidak terpuji karena keikhlasan seseorang
hanya Alloh SWT yang mengetahui dan iklash itu letaknya dihati. Dan
sebagai seorang muslim yang baik kita harus menghindari hal-hal yang
bisa menimbulkan fitnah kecuali dalam kondisi terpaksa dan ternyata
kita terfitnah maka kita kembalikan semuanya kepada Alloh SWT karena
kita sudah berusaha.
Sesungguhnya Alloh SWT tidak pernah menzalimi makhluknya bahwasanya
barang siapa beribadah untuk mendapatkan secuil dunia maka akan
disegerakan di dunia tapi di akhirat tidak akan mendapat apa-apa;
amalnya seperti debu yang berterbangan sia-sia.
Allah SWT berfirman:
[مَن
كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا
لَا يُبْخَسُونَ [١١:١٥
أُولَٰئِكَ
الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي
الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا
وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
١١:١٦
Artinya:
Barang
siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasanya, niscaya kami
berikan mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa
yang mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan (Hud : 15-16).
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari nabi Shallallahu
'Alaihi Wassalam, beliu
bersabda:
Sesungguhnya Alloh tidak melihat tubuh kalian dan tidak pula
rupa kalian, tetapi melihat hati kalian (HR.Muslim).
Di dalam keseharian kita tidak
perlu mengatakan bahwa diri kita ikhlas dan mengatakan bahwa si fulan
tidak ikhlas, biarkan Alloh SWT yang menentukan, karena hanya Alloh
SWT yang mengetahui keikhlasan seseorang.
(Bersambung :IBADAH HARUS IKHLAS DAN SESUAI SUNNAH (Ajaran Rasulluloh) Bagian: 2) Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar