Selasa, 17 Januari 2012

IBADAH HARUS IKHLAS DAN SESUAI SUNNAH (Ajaran Rasulluloh) Bagian: 2

Lanjutan dari tulisan sebelumnya link
2. SESUAI SUNNAH

    Ibadah merupakan kegiatan harian umat islam baik itu ibadah wajib ataupun ibadah sunat, yang dikerjakan pagi,siang dan malam, ibadah merupakan bukti kecintaan Alloh SWT kepada hambanya, dengan ibadah Alloh melindungi kita dari godaan setan yang menginginkan kita masuk dalam neraka, dengan ibadah melindungi kita dari napsu yang cenderung melakukan keburukan. Allah berfirman :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
Artinya:
Sesungguhnya shalat ini mencegah (Perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar (Al-Ankaboot:45)

    Untuk melakukan ibadah kita harus mengetahui apakah ibadah yang akan kita kerjakan ada dasarnya, lebih baik melakukan ibadah kecil tapi ada dasarnya dari pada melakukan ibadah yang besar tapi bid'ah (tidak ada dasarnya), dan sudah tentu lebih baik apabila kita melakukan ibadah besar tapi ada dasarnya; Apa dasar ibadah kita yaitu kata Alloh, Kata Rosulluloh, Kata sahabat.
Rasullulah  Shallallahu 'Alaihi Wassalam beliau bersabda:
Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku. Dan sunnah khulafaur rasyidin al mahdiyin setelahku, berpeganglah denganya dan gigitlah dengan geraham dan jauhilah perkara yang diada-adakan (bukan ajaran rasulluloh), sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat (HR.Muslim).
    Sebagai seorang yang diberi Alloh media untuk berpikir melalui mata, pendengaran dan panca indra yang lainya kita harus menuntut ilmu, untuk dapat bertahan di dunia kita juga butuh ilmu baik ilmu formal dan non formal yang kita mempelajarinya dari kecil sampai dewasa yang ilmu dunia itu akan bertahan saat kita hidup, begitu juga kita akan sukses di akhirat yang puncak kesuksesan yang abadi yaitu di syurga kita juga butuh ilmu. Mari kita renungkan hadis dibawah ini:

"Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti sesuatu yang seseorang di antara engkau semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cobalah lihat dengan apa ia kembali - yakni, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. Jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya." (Riwayat Muslim) Riyadhus Shalihin Bab:55

      Perhatikan hadis diatas, bahwa dunia itu apabila kita mencelupkan jari kita kelaut, dan mengangkat jari kita dari laut, dan air yang melekat di jari kita itulah dunia, dan akhirat adalah lautan yang maha luas. Apabila kita renungkan hadist tersebut maka sungguh sangat rugi apabila kita hanya mengejar dunia dan akhirat kita tinggalkan, dan paling mudah kita pahami bahwa dunia itu begitu kecil yaitu umur kita yang terbatas, dengan umur terbatas itu mari kita prioritaskan akhirat tanpa kita meninggalkan dunia.
    Makna Syar'i sunah yang di jelaskan oleh Muhammad Husein Al-Jizani dalam kitabnya yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan judul “KAIDAH MEMAHAMI BID'AH” yang di terbitkan oleh pustaka Azzam adalah sunnah dalam makna syar'i merupakan kebalikan dari makna syar'i bid'ah, karena sunnah menurut syariat adalah jalan rasullulah  صلی الله عليه وسلم  dan para sahabatnya, sedangkan bid'ah adalah suatu yang bersebrangan dengan jalan (petunjuk) beliau beserta para sahabatnya. Jadi sunnah dan bid'ah dalam makna syar'i  adalah dua lafazh yang saling bersebrangan, seperti dalam perkataan Rasullulah.
Tidaklah suatu kaum mendatangkan bid'ah melainkan diangkat semisal bid'ah itu sesuatu hal dari sunnah, maka bepegang pada sunnah itu lebih baik dari pada mendatangkan bid'ah (HR.Ahmad dalm Al-Musnat 4/105)
Dalam hadist lain disebutkan.
sesungguhnya setiap ahli ibadah mempunyai semangat, dan setiap semangat itu ada lemahnya, mungkin pada sunnah atau bid'ah. Barang siapa lemahnya pada sunnah, maka dia telah mendapat hidayah dan barang siapa lemahnya kepada selain itu (Bid'ah) maka dia telah binasa (HR.Ahmad dalam Al-Musnad 2/158).
Hadis dalam (HR.Ahmad Al-Musnad 2/158) diatas perlu penjelasan, mudahnya yaitu barang siapa yang beribadah sesuai petunjuk nabi maka dia telah melakukan ibadah yang benar dan dia mendapat hidayah dan barang siapa yang melakukan ibadah yang tidak senuai dengan sunnah (bid'ah) sesungguhnya dia telah binasa (Sesat).

Mari kita perhatikan hadist nabi berikut.
Abu Najih, Al 'Irbad bin Sariyah"Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran". kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan berpeganglah kamu dengan kepada sunnah-sunnah itu dengan kuat. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih) Arba'in -Imam An-Nawawi-
Semoga kita di mudahkan menerima Kebenaran, Karena kebenaran itu ada dasarnya dan dasar kebenaran itu dari Al-Qur'an dan As-sunnah menurut pemahamn Salafus Sholeh.

Wallaahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar